About

Saturday 12 August 2017

TETANUS


TETANUS
Adalah penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman clostridium tetani
Masa tunas 2-21 hari
Termasuk gram positif dan anaerob
Toksinnya bersifat neurotoksik
Menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat
Pada suhu 65° C akan hancur dalam 5 menit
Kuman tersebar luas ditanah
Terdapat pada kotoran manusia dan hewan

Beberapa keadaan yang menyebabkan tetanus:
1.       Luka dalam seperti luka tusuk karena paku, luka karena pecahan kaca, kaleng atau pisau
2.       Luka karena kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja atau peperangan
3.       Luka ringan seperti luka gores, lesi pada mata, telinga atau gigitan serangga

Gejala:
Biasanya mendadak
Diawali adanya ketegangan otot rahang dan leher
Timbul kesukaran membuka mulut (trismus) karena spasme otot masseter
Kejang otot berlanjut kekuduk (opistotonus), dinding perut dan sepanjang tulang belakang
Bila serangan kejang tonik sedang berlangsung, kadang timbul risus sardonicus (spasme otot muka) dengan gambaran alis tertarik keatas, sudut mulut tertarik kebawah, bibir tertekan kuat pada gigi

Gambaran umum yang khas pada tetanus:
-          Badan kaku dengan opistotonus, tungkai ekstensi, lengan kaku dengan tangan mengepal
-          Biasanya kesadaran tetap baik
Serangan timbul paroksismal, dapat dicetuskan oleh rangsang suara, cahaya atau sentuhan tetapi dapat pula timbul spontan.
Karena kontraksi otot yang sangat kuat, dapat terjadi asfiksia dan sianosis, retensi urine bahkan fraktur collumna vertebralis
Pada pemeriksaan laboratorium, biasanya didapatkan peningkatan lekosit/lekositosis

Penatalaksanaan
A.      Umum
-          Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya
-          Diet cukup kalori dan protein
-          Bila trismus, makan personde atau parenteral
-          Isolasi untuk menghindari rangsangan luar
-          Oksigen dan trakeostomi bila perlu
-          Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
B.      Obat-obatan
-          Anti toksin (TIG : Tetanus imun globulin atau ATS: Anti tetanus serum)
-          Anti kejang (Diazepam, klorpromazin, fenobarbital, dll)
-          Antibiotik (Penicillin atau tetrasiklin)

Prognosis
Dipengaruhi berbagai factor :
-          Masa inkubasi pendek (kurang 7 hari)
-          Neonatus dan usia lanjut
-          Frekuensi kejang sering
-          Demam tinggi
-          Terlambat pengobatan
-          Trismus dan kejang makin sering
-          Spasme otot pernafasan dan obstruksi jalan nafas

Pencegahan
1.       Hindari luka
2.       Rawat luka dengan baik
3.       Suntik ATS segera



MAAG


MAAG/GASTRITIS

Maag atau Gastritis adalah kelainan atau iritasi pada mukosa atau lapisan lambung yang dapat sembuh sendiri.
Penyebab :
-           Alkohol
-          Obat-obatan seperti :
- Anti rematik
- Analgetik/penghilang sakit
- Kortikosteroid/anti inflamasi
-          Racun korosif
-          Bakteri/virus
Gejala:
-          Anoreksia
-          Mual
-          Muntah
Ada 3 macam :
1.      Gastritis kronik autoimun

Umumnya mengenai korpus dan fundus, antrum tidak kena
Terdapat antibody yang melawan sel parietal
Metaplasia intestinal dan atrofi sering terlihat pada pemeriksaan histologis
Keadaan ini adalah pra-maligna, kankernya termasuk jenis intestinal (adenokarsinoma)

2.      Gastritis kronik hipersekretorik

Terlihat sehubungan dengan ulsera peptic, biasanya ulsera duodeni
Jika berhubungan dengan ulsera duodeni, terlokalisir didaerah antrum
Jika berhubungan dengan ulsera gaster, dapat meliputi mukosa korpus disekitar ulsera
Sekresi gaster biasanya banyak dan atrofi mukosa tak terjadi
Keadaan ini bukan pre-maligna

3.      Gastritis superficial kronik

Distribusi gastritis multifocal, meliputi korpus dan antrum
Secara histologis perubahan awal adalah gastritis superfisial, tetapi kemudian berkembang menjadi atrofi dan metaplasia-intestinal.
Ini adalah pra-maligna dan kankernya adalah bentuk intestinal
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh toksin makanan sehari-hari dan irritant.

Gejala gastritis bermacam-macam, selain yang telah disebutkan diatas, antara lain:

-          Nyeri ulu hati/epigastrium
-          Kembung
-          Begah

Gejala akan makin berat dalam keadaan stress

Bakteri campylobacter pyloris

-          Berperan dalam pathogenesis berbagai penyakit saluran cerna bagian atas
-          Ditemukan 70-80% pada penderita ulkus ventrikuli
-          90% pada ulkus duodeni
-          40-60% pada dyspepsia non ulkus
-          100% pada gastritis kronik aktif
-          Terdapat kenaikan secara bermakna kadar IgG pada pengidap campylobacter pyloris
Pengobatan gastritis                    
1.       Diit
Sebaiknya lunak
Mudah dicerna
Tidak merangsang
Diberikan porsi kecil tapi sering
2.       Obat-obatan
3.       Obat untuk membunuh campylobacter puloris (amoksilin)
4.       Obat simtomatis
Untuk kembung
Untuk cemas

Untuk nyeri

Monday 7 August 2017

DIARE

DIARE

Adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3x sehari

PENYEBAB
1.       Bakteri : E.coli, Salmonella, Shigella, Vibrio cholera, Streptokokus, Staphyllococus, dll
2.       Parasit : Protozoa, Cacing
3.       Virus : Rotavirus, Adenovirus
Penyebab tersering pada orang dewasa:
-          E. Coli
-          V. Cholerae
-          Aeromonas Sp

GEJALA KLINIS
Diare yang mendadak atau akut dapat disertai muntah dan atau demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri perut atau kejang perut.
Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat menyebabkan kematin karena kekurangan cairan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik atau karena gangguan biokimia berupa asidosis metabolic yang lanjut.
Karena kehilangan cairan, seseorang akan merasa haus, berat badan berkurang, mata mejadi cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak.
Gangguan kardiovascular pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda :
-          Denyut nadi yang cepat (>120x/menit)
-          Tekanan darah menurun sampai tidak terukur
-          Gelisah
-          Pucat
-          Ujung-ujun-g ekstremitas dingin
-          Kadang sianosis
Karena kehilangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah menyebabkan perfusi ginjal menurun dan bisa menimbulkan anuria.
Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang bisa berlanjut menjadi gagal ginjal akut.
Bila keadaan asidosis metabolic lebih berat, akan terjadi ketidak seimbangan pada aliran darah sehinggan terjadi pemusatan aliran di paru-paru.
Hal ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali.

PEMERIKSAAN PENUNJANG       
Diperlukan dalam penatalaksanaan diare akut  karena infeksi, sehingga terapi menjadi lebih terarah

PENATALAKSANAAN
1.      Rehidrasi (prioritas utama pengobatan)
2.      Melakukan pemeriksaan untuk identifikasi penyebab, seperti :
a.      Pemeriksaan darah tepi lengkap
b.      Astrup
c.       Elektrolit
d.      Ureu, creatinine
e.      Berat jenis plasma
f.        Urine lengkap
g.      Tinja lengkap/biakan tinja
3.      Terapi simtomatik
Pemberian terapi simtomatik harus berhati-hati karena bisa memperburuk keadaan
4.      Terapi definitive
Pemberian antimikroba atau antibiotik diberikan sesuai penyebab

Pada infeksi saluran cerna pencegahan sangat penting

Higiene perorangan
Sanitasi lingkungan
Imunitas melalui vaksinasi

Secara klinis, diare karena infeksi akut dapat digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu:

1.      Koleriform : diare berupa cairan saja
2.      Disenteriform : pada diare terdapat lendir kental dan kadang-kadang darah






Friday 4 August 2017

DENGUE ( DEMAM BERDARAH )

DENGUE atau DEMAM BERDARAH

DEMAM DENGUE atau DENGUE FEVER adalah penyakit yang terutama terdapat pada anak remaja atau orang dewasa.
GEJALA
Suhu meningkat disertai sakit kepala
Nyeri hebat pada otot dan tulang (break bone fever)
Mual, kadang muntah, batuk ringan
Kadang terdapat pembengkakan sekitar mata, injeksi konjungtiva, lakrimasi dan fotofobia, pegal otot mata
Eksantem klasik ditemukan dalam 2 fase
Mula-mula pada awal demam (initial rash) jelas pada muka dan dada, berlangsung beberapa jam
Terminal rash pada hari ke 3-6, awalnya berbentuk macula besar kemudian timbul bercak petekia pada dasarnya.
Terlihat di lengan dan kaki dan menjalar cepat keseluruh tubuh.
Saat suhu turun kenormal, ruam berkurang dan cepat menghilang, bekasnya kadang terasa gatal.
Pada sebagian pasien ditemukan kurva suhu yang bifasik (saddle back fever).
Pemeriksaan fisik hampir tidak ditemukan kelainan
Nadi awal cepat kemudian normal dan kadang melambat, lidah sering kotor dan kadang susah buang air besar.
Pada pasien DHF
Gejala perdarahan mulai hari ke 3 atau ke 5 berupa petekie, purpura, ekimosis, hematemesis, melena dan epistaksis.
Hati umumnya membesar dan nyeri tekan.
Pada pasien DSS
Gejala renjatan ditandai dengan kulit lembab dan dingin , sianosis perifer terutama pada ujung hidung, jari-jari tangan dan kaki serta dijumpai pula penurunan tekanan darah.
Renjatan biasanya pada saat demam atau saat demam turun, yaitu antara hari ke 3 dan hari  ke 7 penyakit.
Bila penatalaksanaan renjatan tidak sempurna, pasien bisa mengalami irreversible shock.


                                                                                                                                                                                                               
ETIOLOGI atau PENYEBAB
Virus dengue
Dengan vektor utamanya adalah : nyamuk Aedes aegypti disamping Aedes albopictus
Vektor ini bersarang di : bejana berisi air jernih dan tawar seperti bak mandi, drum penampung air, kaleng bekas dan lain-lain.
Adanya vector tersebut berhubungan dengan :
1.       Kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperluan sehari-hari
2.       Sanitasi lingkungan yang kurang baik
3.       Kurang tersedianya air bersih
Daerah yang terjangkit adalah wilayah dengan penduduk karena:
1.       Jarak antar rumah berdekatan yang memungkinkan penularan (jarak terbang nyamuk 40-100 meter)
2.       A.aegypti betina mempunyai kebiasaan menggigit berulang yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Leukopeni terlihat pada hari ke 2 atau ke 3
Sel-sel eosinophil sangat berkurang
Trobositopenia dan hemokonsentrasi umumnya sering terjadi
Uji tourniquet positif merupakan pemeriksaan yang penting
Masa pembekuan masih dalam batas normal, tetapi masa perdarahan biasanya memanjang

DIAGNOSIS
Kriteria klinis Demam Dengue:
1.       Suhu badan meninggi secara tiba-tiba
2.       Demam berlangsung beberapa hari
3.       Kurva demam menyerupai pelana kuda
4.       Nyeri otot dan persendian
5.       Adanya ruam pada kulit
6.       Leukopenia



KRITERIA KLINIS DEMAM BERDARAH MENURUT WHO (1986) :
1.       Demam akut yang tetap tinggi selama 2-7 hari, kemudian turun secara lisis. Demam disertai gela tidak spesifik seperti anoreksia, lemah, nyeri punggung, tulang, persendian dan kepala
2.       Manifestasi perdarahan : uji tourniquet positif, petekia, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena.
3.       Pembesaran hati yang nyeri tekan tanpa icterus
4.       Dengan atau tanpa renjatan
Renjatan biasanya terjadi pada saat demam menurun  (hari ke 3 dan ke 7 sakit)
Bila terjadi renjatan biasanya mempunyai prognosis buruk
5.       Kenaikan nilai hematocrit atau hemokonsentrasi

PENATALAKSANAAN
1.       Tirah baring
2.       Makan lunak
Dianjurkan minum 1,5 – 2 liter/24 jam
3.       Obat-obatan yang bersifat simtomatis
4.       Antibiotik bila khawatir ada infeksi sekunder
Pasien DHF perlu observasi teliti terhadap penemuan dini tanpa renjatan, yaitu :
1.       Keadaan umum memburuk
2.       Hati makin membesar
3.       Masa perdarahan memanjang karena trombositopenia
4.       Hematokrit meninggi pada pemeriksaan berkala

TRANSFUSI DILAKUKAN PADA :
1.       Pasien dengan perdarahan yang membahayakan (hematemesis dan melena)
2.       Pasien DSS yang pada pemeriksaan berkala terdapat penurunan kadar Hb dan Ht

 PROGNOSIS
Kematian karena demam dengue hampir tidak ada, sebaliknya pada DHF/DSS kematian cukup tinggi








Monday 17 July 2017

DEMAM TIFOID


DEMAM TIFOID

Demam tifoid dan demam paratifoid adalah penyakit infeksi usus halus
Endemik di Indonesia
Termasuk penyakit menular
Sumber penularan: Pasien tifoid dan carrier
Carier adalah : orang yang sembuh dari demam tifoid dan masih terus mengeksresi s.typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun,
Transmisi melalui: Air dan makanan yang tercemar                                                 
Banyak ditemukan dinegara berkembang dengan sanitasi dan kebersihan lingkungan yang kurang baik
Kuman S. typhi masuk kedalam tubuh melalui mulut dengn makanan dan air yang tercemar, sebagian kuman dimusnahkan oleh asam  lambung dan sebagian masuk ke usus halus, didalam usus komplikasi perdarahan dan perforasi dapat terjadi.

MANIFESTASI KLINIS
Masa tunas 10-14 hari
Gejala sangat bervariasi : serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya
Minggu pertama : Demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, rasa tidak enak diperut, batuk dan epistaksis.
Minggu kedua gejala lebih jelas: Demam, bradikardi relatif, lidah yang khas ( kotor ditengah, tepi dan ujung merah dan tremor), hepatomegali, splenomegali, meteorismus, gangguan mental berupa somnolen, stupor, koma, delirium atau psikosis.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Leukosit : kadang leukopeni, kadang leukositosis, sering pula normal (tidak berguna untuk diagnosis tifoid
SGOT/SGPT : sering meningkat (tidak memerlukan pembatasan pengobatan)
Biakan darah
Bila positif memastikan demam tifoid, tapi bila negatif tidak menyingkirkan demam tifoid 


KEPEKAAN S. TYPHI TERHADAP OBAT ANTI MIKROBA
100% sensitive terhadap kloramfenikol
83,3% - 100% sensitive terhadap ampicillin
97% - 100% sensitive terhadap kotrimoksazol

UJI WIDAL
Adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody
Maksud uji widal adalah untuk menentukan adanya agglutinin dalam serum pasien yang disangka menderita demam tifoid.
Akibat infeksi oleh S.typhi , pasien membuat antibody (agglutinin), yaitu:
a.       Aglutinin O (dari tubuh kuman)
b.      Aglutinin H (dari flagel kuman)
c.       Aglutinin Vi (dari simpai kuman)

Hanya agglutinin O dan H yang ditentukan titernya untuk diagnosis.
Tidak ada consensus mengenai tingginya titer uji widal yang mempunyai nilai diagnostic yang pasti
Batas titer yang sering dipakai hanya kesepakatan saja yang hanya berlaku setempat dan berbeda diberbagai laboratorium.
Uji widal positif dapat disebabkan oleh salmonella lain
Orang yang telah sembuh dari tifoid, agglutinin akan tetap hanya kesepakatan saja yang hanya berlaku setempat dan berbeda diberbagai laboratorium.
Uji widal positif dapat disebabkan oleh salmonella lain
Orang yang telah sembuh dari tifoid, agglutinin akan tetap ada dalam darah dalam waktu yang lama
Uji widal bukan untuk menentukan kesembuhan pasien

DIAGNOSIS
Biakan darah positif memastikan demam tifoid
Biakan negative tidak menyingkirkan demam tifoid
Biakan tinja positif menyokong diagnosis klinis tifoid
Peningkatan titer uji widal 4x lipat selama 2 sampai 3 minggu memastikan diagnosis

Reaksi widal tunggal dengan titer antibody O → 1:320 atau H → 1:640 menyokong diagnosis tifoid dengan gambaran klinis yang khas.
Pada beberapa pasien, uji widal tetap negative walaupun biakan darah positif

KOMPLIKASI
1.       Intestinal :
                                                               i.      Perdarahan usus
                                                             ii.      Perforasi usus
                                                            iii.      Ileus paralitik

2.       Ekstra intestinal:
a.       Kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi perifer (renjatan sepsis), miokarditis, thrombosis dan tromboflebitis
b.      Komplikasi darah : anemia hemolitik, trombositopenia, DIC dan sindoma uremia hemolitik
c.       Komplikasi paru : pneumonia, empyema dan pleuritic
d.      Komplikasi hepar dan kandung empedu : hepatitis dan kolesistitis
e.      Komplikasi ginjal : glomerulonephritis, pielonefritis dan perinefritis
f.        Komplikasi tulang : osteomyelitis, periostitis, spondylitis dan artritis
g.       Komplikasi neuropsikiatrik : delirium, meningismus, meningitis, polyneuritis perifer, sindroma guillain barre, psikosis dan sindroma katatonia
Pada anak dengan demam paratifoid komplikasi jarang terjadi
Komplikasi sering pada toksemia berat dan kelemahan umum, terutama bila perawatan kurang sempurna

PENGOBATAN
1.       Perawatan
2.       Diet
3.       Obat

Perawatan
Perlu rawat rumah sakit untuk isolasi, observasi dan pengobatan
Tirah baring absolut sampai 7 hari bebas demam atau kurang lebih 14 hari
Mobilisasi bertahap


Diet
Bisa bubur saring, bubur kasar atau nasi dengan lauk pauk rendah selulosa

Obat
Antimikroba yang sering digunakan:
a.       Kloramfenikol
b.      Tiamfenikol
c.       Kotrimoksazol
d.      Ampisilin dan amoksisilin
e.      Sefalosforin generasi ketiga
f.        Fluorokinolon

Obat-obat simtomatik
Antipiretik : bila perlu
Kortikosteroid : Dapat diberikan pada pasien toksik secara oral atau parenteral selama 5 hari taffering off
Pengobatan demam tifoid pada wanita hamil                
Kloramfenikol : tidak boleh diberikan pada trimester ketiga-menyebabkan partus premature, kematian fetus intrauterine dan grey syndrome
Tiamfenikol : tidak dianjurkan untuk trimester pertama-efek teratogenic, pada kehamilan lanjut bisa diberikan
Ampisilin, amoksilin dan sefalosforin generasi ketiga – aman untuk wanita hamil, kecuali hipersensitif
Kotrimoksazol dan flourokinolon – tidak boleh untuk wanita hamil

PROGNOSIS
Tergantung : Umur, keadaan umum, derajat kekebalan tubuh, jumlah dan virulensi salmonella, serta cepat dan tepatnya pengobatan.
Angka kematian rata-rata 5,7%








Wednesday 12 April 2017

PREPARATION OF MEDICAL CHECK UP

PREPARATION OF MEDICAL CHECK UP 

 1. Fast for at least 10-12 hours before Medical Check Up examination. The participant is only allowed  to drink plain water during fasting.
2. Not recommended to consume any medication in the morning before Medical  Check Up examination, unless recommended by your doctor.
3.    For  eye examination,  please  do not wear contact lenses.  We suggested to only use glasses during examination.
4.     Avoid any drinks contain caffein or tea prior to Treadmill examination

How to Prepare for the Treadmill Test

Wear comfortable shoes  and loose clothing to allow you to exercise.
Ask your provider if you should take any of your regular medicines on the day of the test. Some medicines may interfere with test results. Never stop taking any medicine without first talking to your doctor.

5.       For Pap’s Smear or Thin Prep examination:
a.       Not have sexual intercourse for 48 hours before examination
b.      Do not use antiseptic wash or antiseptic  soap in vagina area for 48 hours before examination
c.       Examination conducted when no menstruation or 7 days after after period.

6.       How should I prepare for Chest x-ray examination?

A chest x-ray requires no special preparation.
You may be asked to remove some or all of your clothes and to wear a gown during the exam. You may also be asked to remove jewelry, removable dental appliances, eye glasses and any metal objects or clothing that might interfere with the x-ray images.

Women should always inform their physician and x-ray technologist if there is any possibility that they are pregnant. Many imaging tests are not performed during pregnancy so as not to expose the fetus to radiation. If an x-ray is necessary, precautions will be taken to minimize radiation exposure to the baby. 

MEDICAL CHECK UP




PERSIAPAN SEBELUM MELAKUKAN MEDICAL CHECK UP


1.     Cukup istirahat, usahakan tidur 6-8 jam sebelum check up
2.     Tidak melakukan aktifitas fisik yang berat/ tidak olah raga yang
 berlebihan 1-2 hari sebelum check up
3.     Puasa 10-12 jam sebelum pemeriksaan laboratorium (sebaiknya
           tidak kurang dari 10 jam atau tidak lebih dari 12 jam)
4.     Perbanyak minum air putih
5.     Tidak mengkonsumsi alkohol dan minuman yang mengandung
           caffein
6.     Tidak mengkonsumsi obat-obatan, kecuali dalam pengawasan
           dokter (Untuk penderita penyakit tertentu yang memang harus
 tetap minum obat, agar diinformasikan kepada petugas medical
           check up)
7.     Selama puasa, boleh mengkonsumsi air putih
8.     Usahakan datang pagi hari (Pkl. 07.00-08.00) dilokasi medical
           check up

                                                                                                                                                                                                               

Thursday 9 March 2017

PERSIAPAN PRA MEDICAL CHECK UP

   
UMUM
Puasa : 10 – 12 jam.
Untuk Pemeriksaan laboratorium seperti, kadar gula darah, kolesterol,  dll.

          Untuk tindakan diagnostik, seperti: USG.
         HANYA boleh minum air putih saja.
         Untuk sample darah dan urine diambil dilokasi pelaksanaan Medical Check Up
         Bahan tinja (feses) dapat diambil pagi hari dirumah pada saat hari pemeriksaan  (wadah dari petugas)
        Untuk hasil optimal, 3 hari sebelum Medical Check Up disarankan istirahat cukup, tidak melakukan latihan atau olah raga berat 
        Minum air kurang lebih 2 liter atau 8 gelas/hari
        Untuk pemeriksaan radiologi (Rontgen), tidak diperkenankan memakai perhiasan (kalung dan logam).
      HINDARI pemakaian obat dipagi hari sebelum pemeriksaan, kecuali atas anjuran dokter. Apabila terdapat obat-obatan yang masih dikonsumsi harap memberikan keterangan kepada petugas Medical Check Up.



   KHUSUS WANITA
       - Pelaksanaan Medical Check Up sebaiknya pada hari 7 setelah hari terakhir haid
       - Beritahu petugas Medical  Check Up jika sedang atau curiga hamil (terlambat haid)-      tidak boleh melakukan pemeriksaan rontgen.

       PAPSMEAR/THIN PREP

      -  Tidak melakukan hubungan seksual 48  jam sebelum tes dilakukan
       - Sebaiknya dilakukan pada saat tidak sedang menstruasi (7 hari setelah hari terakhir    menstruasi)
      -  Jangan menggunakan pembasuh antiseptik atau sabun antiseptik di sekitar vagina  selama 48 jam sebelum tes.

       Tujuan:
       Untuk mengidentifikasi perubahan sel yang disebabkan oleh virus, sehingga dapat mendeteksi secara dini akan kemungkinan adanya sel kanker sehingga pengobatan dapat dilakukan sebelum virus menyebar dan menjadi masalah besar.
       Penyebanya adalah HPV (Human papilloma virus) – hubungan sex


MAMMOGRAPHY/USG PAYUDARA
Tujuan:
Untuk mendeteksi tumor  atau kanker payudara
Persiapan:
- Jangan menggunakan deodoran, bedak atau lotion diketiak atau payudara
  saat pemeriksaan.
- Paling baik dilakukan dalam waktu 1 minggu setelah selesai haid, pada saat
  payudara tidak terasa kencang


PEMERIKSAAN MATA

Kontak lens harus dilepaskan
Membawa kacamata bila memakai kacamata



AUDIOMETRI / TES PENDENGARAN
Adalah: Pemeriksaan untuk menentukan jenis dan derajat ketulian
Jenis ketulian:
1.Tuli konduktif
2.Tuli Syaraf
Derajat ketulian:
1. Ringan
2. Sedang
3. Berat
Tujuan: Untuk mengetahui adanya penurunan pendengaran sebelum gangguan tersebut          dirasakan jelas oleh pekerja
Persiapan:
-Dilakukan diruangan kedap suara
-Nyaman, tidak ada suara, penerangan cukup
-Lepaskan segala asesoris ditelinga-anting, alat bantu dengar, dll.
-Pastikan telinga bersih dari kotoran 


SPIROMETRI

  Adalah:  Tes yang membantu mendiagnosa berbagai kondisi paru seperti:        obstruksi/sumbatan paru, asma, fibrosis, dll.
                  Untuk memonitor  kinerja paru
                  Memonitor respon terhadap perawatan yang sedang dilakukan
                  dll

  Persiapan:
Ruangan nyaman
Tidak merokok sebelum pemeriksaan, minimal 2 jam
Tidak makan terlalu kenyang
Tidak berpakaian ketat
Tidak minum obat pelega pernafasan 


EKG (ELEKTRO KARDIO GRAM):
Adalah : Pemeriksaan aktifitas elektrik jantung
Tujuan :
 Untuk menemukan kelainan seperti:
- Gangguan irama jantung (disritmia)
- Pembesaran atrium atau ventrikel (dinding jantung)
- Iskemik atau infark miokard
- Gangguan elektrolit
- Infeksi lapisan jantung (perikrditis)
- Penilaian fungsi pacu jantung
-
 Persiapan:
- Posisi berbaring
- Tenang, tidak mengobrol dan tidak batuk
- Melepaskan asesories yang terbuat dari logam
- Jangan mengkonsumsi minuman yang mengandung caffein


TREADMILL TEST atau EXERCISE STRESS TEST
Adalah: Tes diagnostik kardiovaskuler untuk menentukan seberapa baik jantung bekerja dan merespon stress eksternal.
Tujuan:
-Mendeteksi kelainan irama jantung
-Menentukan apakah  aliran darah ke jantung cukup atau tidak
-Mengevaluasi kondisi jantung setelah menderita penyakit jantung/dalam pengobatan

Tes ini berguna untuk:
-Diduga memiliki masalah  kardiovaskular karena timbulnya beberapa gejala, seperti: sakit dada, kesulitan bernafas/sesak, detak jantung yang tidak teratur
-Memiliki riwayat dalam keluarga penyakit jantung
-Perokok lama/perokok berat
-Memiliki hipertensi, hiperkolesterol, diabetes
-
Persiapan:
-Dianjurkan dalam kondisi puasa atau 2-3 jam setelah makan ( agar tidak mual)
-Kenakan pakaian yang nyaman dan sepatu khusus untuk latihan/olah raga