About

Saturday 12 August 2017

TETANUS


TETANUS
Adalah penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman clostridium tetani
Masa tunas 2-21 hari
Termasuk gram positif dan anaerob
Toksinnya bersifat neurotoksik
Menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat
Pada suhu 65° C akan hancur dalam 5 menit
Kuman tersebar luas ditanah
Terdapat pada kotoran manusia dan hewan

Beberapa keadaan yang menyebabkan tetanus:
1.       Luka dalam seperti luka tusuk karena paku, luka karena pecahan kaca, kaleng atau pisau
2.       Luka karena kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja atau peperangan
3.       Luka ringan seperti luka gores, lesi pada mata, telinga atau gigitan serangga

Gejala:
Biasanya mendadak
Diawali adanya ketegangan otot rahang dan leher
Timbul kesukaran membuka mulut (trismus) karena spasme otot masseter
Kejang otot berlanjut kekuduk (opistotonus), dinding perut dan sepanjang tulang belakang
Bila serangan kejang tonik sedang berlangsung, kadang timbul risus sardonicus (spasme otot muka) dengan gambaran alis tertarik keatas, sudut mulut tertarik kebawah, bibir tertekan kuat pada gigi

Gambaran umum yang khas pada tetanus:
-          Badan kaku dengan opistotonus, tungkai ekstensi, lengan kaku dengan tangan mengepal
-          Biasanya kesadaran tetap baik
Serangan timbul paroksismal, dapat dicetuskan oleh rangsang suara, cahaya atau sentuhan tetapi dapat pula timbul spontan.
Karena kontraksi otot yang sangat kuat, dapat terjadi asfiksia dan sianosis, retensi urine bahkan fraktur collumna vertebralis
Pada pemeriksaan laboratorium, biasanya didapatkan peningkatan lekosit/lekositosis

Penatalaksanaan
A.      Umum
-          Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya
-          Diet cukup kalori dan protein
-          Bila trismus, makan personde atau parenteral
-          Isolasi untuk menghindari rangsangan luar
-          Oksigen dan trakeostomi bila perlu
-          Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
B.      Obat-obatan
-          Anti toksin (TIG : Tetanus imun globulin atau ATS: Anti tetanus serum)
-          Anti kejang (Diazepam, klorpromazin, fenobarbital, dll)
-          Antibiotik (Penicillin atau tetrasiklin)

Prognosis
Dipengaruhi berbagai factor :
-          Masa inkubasi pendek (kurang 7 hari)
-          Neonatus dan usia lanjut
-          Frekuensi kejang sering
-          Demam tinggi
-          Terlambat pengobatan
-          Trismus dan kejang makin sering
-          Spasme otot pernafasan dan obstruksi jalan nafas

Pencegahan
1.       Hindari luka
2.       Rawat luka dengan baik
3.       Suntik ATS segera



MAAG


MAAG/GASTRITIS

Maag atau Gastritis adalah kelainan atau iritasi pada mukosa atau lapisan lambung yang dapat sembuh sendiri.
Penyebab :
-           Alkohol
-          Obat-obatan seperti :
- Anti rematik
- Analgetik/penghilang sakit
- Kortikosteroid/anti inflamasi
-          Racun korosif
-          Bakteri/virus
Gejala:
-          Anoreksia
-          Mual
-          Muntah
Ada 3 macam :
1.      Gastritis kronik autoimun

Umumnya mengenai korpus dan fundus, antrum tidak kena
Terdapat antibody yang melawan sel parietal
Metaplasia intestinal dan atrofi sering terlihat pada pemeriksaan histologis
Keadaan ini adalah pra-maligna, kankernya termasuk jenis intestinal (adenokarsinoma)

2.      Gastritis kronik hipersekretorik

Terlihat sehubungan dengan ulsera peptic, biasanya ulsera duodeni
Jika berhubungan dengan ulsera duodeni, terlokalisir didaerah antrum
Jika berhubungan dengan ulsera gaster, dapat meliputi mukosa korpus disekitar ulsera
Sekresi gaster biasanya banyak dan atrofi mukosa tak terjadi
Keadaan ini bukan pre-maligna

3.      Gastritis superficial kronik

Distribusi gastritis multifocal, meliputi korpus dan antrum
Secara histologis perubahan awal adalah gastritis superfisial, tetapi kemudian berkembang menjadi atrofi dan metaplasia-intestinal.
Ini adalah pra-maligna dan kankernya adalah bentuk intestinal
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh toksin makanan sehari-hari dan irritant.

Gejala gastritis bermacam-macam, selain yang telah disebutkan diatas, antara lain:

-          Nyeri ulu hati/epigastrium
-          Kembung
-          Begah

Gejala akan makin berat dalam keadaan stress

Bakteri campylobacter pyloris

-          Berperan dalam pathogenesis berbagai penyakit saluran cerna bagian atas
-          Ditemukan 70-80% pada penderita ulkus ventrikuli
-          90% pada ulkus duodeni
-          40-60% pada dyspepsia non ulkus
-          100% pada gastritis kronik aktif
-          Terdapat kenaikan secara bermakna kadar IgG pada pengidap campylobacter pyloris
Pengobatan gastritis                    
1.       Diit
Sebaiknya lunak
Mudah dicerna
Tidak merangsang
Diberikan porsi kecil tapi sering
2.       Obat-obatan
3.       Obat untuk membunuh campylobacter puloris (amoksilin)
4.       Obat simtomatis
Untuk kembung
Untuk cemas

Untuk nyeri

Monday 7 August 2017

DIARE

DIARE

Adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3x sehari

PENYEBAB
1.       Bakteri : E.coli, Salmonella, Shigella, Vibrio cholera, Streptokokus, Staphyllococus, dll
2.       Parasit : Protozoa, Cacing
3.       Virus : Rotavirus, Adenovirus
Penyebab tersering pada orang dewasa:
-          E. Coli
-          V. Cholerae
-          Aeromonas Sp

GEJALA KLINIS
Diare yang mendadak atau akut dapat disertai muntah dan atau demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri perut atau kejang perut.
Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat menyebabkan kematin karena kekurangan cairan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik atau karena gangguan biokimia berupa asidosis metabolic yang lanjut.
Karena kehilangan cairan, seseorang akan merasa haus, berat badan berkurang, mata mejadi cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak.
Gangguan kardiovascular pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda :
-          Denyut nadi yang cepat (>120x/menit)
-          Tekanan darah menurun sampai tidak terukur
-          Gelisah
-          Pucat
-          Ujung-ujun-g ekstremitas dingin
-          Kadang sianosis
Karena kehilangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah menyebabkan perfusi ginjal menurun dan bisa menimbulkan anuria.
Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut yang bisa berlanjut menjadi gagal ginjal akut.
Bila keadaan asidosis metabolic lebih berat, akan terjadi ketidak seimbangan pada aliran darah sehinggan terjadi pemusatan aliran di paru-paru.
Hal ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali.

PEMERIKSAAN PENUNJANG       
Diperlukan dalam penatalaksanaan diare akut  karena infeksi, sehingga terapi menjadi lebih terarah

PENATALAKSANAAN
1.      Rehidrasi (prioritas utama pengobatan)
2.      Melakukan pemeriksaan untuk identifikasi penyebab, seperti :
a.      Pemeriksaan darah tepi lengkap
b.      Astrup
c.       Elektrolit
d.      Ureu, creatinine
e.      Berat jenis plasma
f.        Urine lengkap
g.      Tinja lengkap/biakan tinja
3.      Terapi simtomatik
Pemberian terapi simtomatik harus berhati-hati karena bisa memperburuk keadaan
4.      Terapi definitive
Pemberian antimikroba atau antibiotik diberikan sesuai penyebab

Pada infeksi saluran cerna pencegahan sangat penting

Higiene perorangan
Sanitasi lingkungan
Imunitas melalui vaksinasi

Secara klinis, diare karena infeksi akut dapat digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu:

1.      Koleriform : diare berupa cairan saja
2.      Disenteriform : pada diare terdapat lendir kental dan kadang-kadang darah






Friday 4 August 2017

DENGUE ( DEMAM BERDARAH )

DENGUE atau DEMAM BERDARAH

DEMAM DENGUE atau DENGUE FEVER adalah penyakit yang terutama terdapat pada anak remaja atau orang dewasa.
GEJALA
Suhu meningkat disertai sakit kepala
Nyeri hebat pada otot dan tulang (break bone fever)
Mual, kadang muntah, batuk ringan
Kadang terdapat pembengkakan sekitar mata, injeksi konjungtiva, lakrimasi dan fotofobia, pegal otot mata
Eksantem klasik ditemukan dalam 2 fase
Mula-mula pada awal demam (initial rash) jelas pada muka dan dada, berlangsung beberapa jam
Terminal rash pada hari ke 3-6, awalnya berbentuk macula besar kemudian timbul bercak petekia pada dasarnya.
Terlihat di lengan dan kaki dan menjalar cepat keseluruh tubuh.
Saat suhu turun kenormal, ruam berkurang dan cepat menghilang, bekasnya kadang terasa gatal.
Pada sebagian pasien ditemukan kurva suhu yang bifasik (saddle back fever).
Pemeriksaan fisik hampir tidak ditemukan kelainan
Nadi awal cepat kemudian normal dan kadang melambat, lidah sering kotor dan kadang susah buang air besar.
Pada pasien DHF
Gejala perdarahan mulai hari ke 3 atau ke 5 berupa petekie, purpura, ekimosis, hematemesis, melena dan epistaksis.
Hati umumnya membesar dan nyeri tekan.
Pada pasien DSS
Gejala renjatan ditandai dengan kulit lembab dan dingin , sianosis perifer terutama pada ujung hidung, jari-jari tangan dan kaki serta dijumpai pula penurunan tekanan darah.
Renjatan biasanya pada saat demam atau saat demam turun, yaitu antara hari ke 3 dan hari  ke 7 penyakit.
Bila penatalaksanaan renjatan tidak sempurna, pasien bisa mengalami irreversible shock.


                                                                                                                                                                                                               
ETIOLOGI atau PENYEBAB
Virus dengue
Dengan vektor utamanya adalah : nyamuk Aedes aegypti disamping Aedes albopictus
Vektor ini bersarang di : bejana berisi air jernih dan tawar seperti bak mandi, drum penampung air, kaleng bekas dan lain-lain.
Adanya vector tersebut berhubungan dengan :
1.       Kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperluan sehari-hari
2.       Sanitasi lingkungan yang kurang baik
3.       Kurang tersedianya air bersih
Daerah yang terjangkit adalah wilayah dengan penduduk karena:
1.       Jarak antar rumah berdekatan yang memungkinkan penularan (jarak terbang nyamuk 40-100 meter)
2.       A.aegypti betina mempunyai kebiasaan menggigit berulang yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Leukopeni terlihat pada hari ke 2 atau ke 3
Sel-sel eosinophil sangat berkurang
Trobositopenia dan hemokonsentrasi umumnya sering terjadi
Uji tourniquet positif merupakan pemeriksaan yang penting
Masa pembekuan masih dalam batas normal, tetapi masa perdarahan biasanya memanjang

DIAGNOSIS
Kriteria klinis Demam Dengue:
1.       Suhu badan meninggi secara tiba-tiba
2.       Demam berlangsung beberapa hari
3.       Kurva demam menyerupai pelana kuda
4.       Nyeri otot dan persendian
5.       Adanya ruam pada kulit
6.       Leukopenia



KRITERIA KLINIS DEMAM BERDARAH MENURUT WHO (1986) :
1.       Demam akut yang tetap tinggi selama 2-7 hari, kemudian turun secara lisis. Demam disertai gela tidak spesifik seperti anoreksia, lemah, nyeri punggung, tulang, persendian dan kepala
2.       Manifestasi perdarahan : uji tourniquet positif, petekia, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena.
3.       Pembesaran hati yang nyeri tekan tanpa icterus
4.       Dengan atau tanpa renjatan
Renjatan biasanya terjadi pada saat demam menurun  (hari ke 3 dan ke 7 sakit)
Bila terjadi renjatan biasanya mempunyai prognosis buruk
5.       Kenaikan nilai hematocrit atau hemokonsentrasi

PENATALAKSANAAN
1.       Tirah baring
2.       Makan lunak
Dianjurkan minum 1,5 – 2 liter/24 jam
3.       Obat-obatan yang bersifat simtomatis
4.       Antibiotik bila khawatir ada infeksi sekunder
Pasien DHF perlu observasi teliti terhadap penemuan dini tanpa renjatan, yaitu :
1.       Keadaan umum memburuk
2.       Hati makin membesar
3.       Masa perdarahan memanjang karena trombositopenia
4.       Hematokrit meninggi pada pemeriksaan berkala

TRANSFUSI DILAKUKAN PADA :
1.       Pasien dengan perdarahan yang membahayakan (hematemesis dan melena)
2.       Pasien DSS yang pada pemeriksaan berkala terdapat penurunan kadar Hb dan Ht

 PROGNOSIS
Kematian karena demam dengue hampir tidak ada, sebaliknya pada DHF/DSS kematian cukup tinggi